Cara termudah untuk menulis Aksara Jawa

 

Pratayang [?]


Masukkan teks di sini, tekan Enter untuk memasukkan ke kotak Back Transliteration di bawah. [?]

"Nulisa Aksara Jawa" (ꦤꦸꦭꦶꦱ꧀ꦱ​ꦲꦏ꧀ꦱꦫ​ꦗꦮ) adalah sebuah alat sederhana untuk mengetik aksara Jawa dengan keyboard biasa (QWERTY). Cukup ketikkan kata yang Anda inginkan, dan aksara Jawanya akan langsung muncul.

Catatan: "e" menghasilkan taling, "x" menghasilkan pepet. Berikan masukan!

Mode Ketik: 'e' = taling, 'x' = pepet [?]
Mode Kopas: 'e' = pepet, 'è'/'é' = taling [?]
Pakai Murda [?]
Tidak pakai Murda [?]
Pakai diftong [?]
Tidak pakai diftong [?]
Tanpa spasi [?]
Dengan spasi [?]

Untuk adeg-adeg, ketik karakter pipa "|" (tanpa tanda petik). Terima kasih Odydasa. Untuk mengetik karakter langka lainnya, silakan cek dokumentasi sugengrawuh-keyman.html< ini/p>

Karakter khusus: ḍ ḍh ṇ ṣ ṭ ṭh ꧁ ꧂ ꧃ ꧄ ꧅ ꧆ ꧊ ꧏ ꦎꦴꦀ (Om/Oṃ/ॐ)
Vokal: ÈèÉéÊêĚěĔĕṚṛåɔə Konsonan: ḌḍṆṇṢṣṬṭŊŋÑñɲ

Back Transliteration

(id) Silakan masukkan Aksara Jawa ke kotak di bawah ini, lalu klik tombol "jawa > latin" untuk mengonversi ke Latin. Atau dari hasil transliterasi di atas, klik "Enter" untuk memasukkan hasilnya ke kotak ini langsung.

(en) You can put Javanese Script text here, and then click "jawa > latin" button to transliterate to Latin. Or from the transliteration result above, press Enter to put the result in the box below.

Pengumuman penting:


Kongres Aksara Jawa I

Saya akan menjadi peserta Kongres Aksara Jawa I, khususnya di Komisi III tentang digitalisasi. Apabila Anda memiliki isu yang ingin Anda utarakan ke kongres ini, silakan hubungi saya di Telegram, atau Wikipedia (kontak di footer ↓ ↓ )

Pertanyaan Umum


1. Kok banyak pangkon dipakai di tengah kalimat?

Supaya pangkon tidak muncul di tengah-tengah kalimat, klik opsi "Tanpa spasi"

2. Kok tidak bisa dikopipas/di-print lewat Word?

Microsoft Word-nya (Microsoft Office) yang belum mendukung. Saat ini program sejenis yang sudah mendukung baru Open Office dan Libre Office (alternatif gratis untuk MS Office).

3. Kok tulisan <...> ini hasilnya salah? Bagaimana caranya menulis <...> dalam Aksara Jawa yang benar?

Silakan tinggalkan pesan, kata apa yang Anda ketik, dan apa yang tertampil, supaya saya bisa mengeceknya.

4. Kok tulisan "saiki", "taun" ini hasilnya pakai dirga mure?

Karena skripnya menandai sebagai diftong 'ai'. Supaya dirga mure tidak muncul, coba disisipi 'h', misalnya "sahiki", atau "tahun". Atau dipisahkan spasi "yaiku" > "ya iku", "saumpama" > "sa umpama". Silakan tinggalkan masukan, apakah ini cara yang terbaik, atau sebaiknya tidak usah pakai dirga mure (mengakomodir bahasa yang banyak diftongnya, seperti Indonesia).

Catatan: Per Januari sudah diberi mode tambahan: Mode diftong.

5. Bagaimana membedakan penulisan "kacang lan jaran" dan "kacang lanjaran"?

Untuk "kacang lan jaran" ditulis seperti biasa, sementara untuk "kacang lanjaran", kata "lanjaran" memiliki akar kata "lanjar" dengan akhiran "-an", oleh karena itu ketika mengetik, huruf mati terakhir sebelum akhiran digandakan, sesuai dengan bunyinya ketika diucapkan, sehingga diketik "kacang lanjarran". Perbedaan hasilnya ada pada karakter "layar" setelah kata "lanjar".

Apa Yang Baru?


2021-02:

* Berawal dari masalah yang saya hadapi ketika kopas teks yang cukup panjang, namun titik komanya sedikit, sehingga hasilnya satu kalimat tidak ada line-break (mblujur), sehingga tampilan di web kacau, maka kemudian saya bereksperimen untuk bagaimana menambahkan zws (zero width space / spasi yang tidak kelihatan) dengan aman, supaya terbentuk cukup banyak line-break, namun tidak mempengaruhi (1) pasangan tetap terbentuk (tidak seperti mode spasi), dan (2) transliterasi balik tetap bisa terbaca cukup baik (artinya: tidak menambahkan zws di setiap suku terbuka!), maka revisi 11 Februari (Special:Diff/1550700) menambahkan zws ke setiap Sandhangan panyigeging wanda (layar, cecak, wignyan). Efeknya seharusnya tidak terlalu terasa untuk pengguna biasa. Silakan dicoba dan dikomentari kalau Anda merasakan perbedaannya.

* Karakter kurung buka dan kurung tutup tidak akan ditransliterasikan lagi menjadi ꧌ dan ꧍. Saya lihat di manuskrip hampir semua memakai ( dan ) latin, walaupun ukurannya lebih besar. Saya alihkan tanggungjawabnya ke pembuat font(a)

2021-01:

* Perbaikan untuk 'ngr-', mis. ngriki, terima kasih Mbak Setya.

* Tambahan opsi/mode "Pakai diftong" dan "Tidak pakai diftong".

* Tambah/lengkapi hover-text (penjelasan) untuk semua mode.

* Tambah dukungan untuk å/ɔ/ə (angstrom/open-o/schwa).

2020-10:

* Perbaikan untuk '-ww-', mis. wwang, pûrwwa, terima kasih Mas Revo.

* Ganti font utama menjadi Noto Sans Javanese versi 2 (belum dirilis) oleh Google.

* Silakan unduh font Noto Sans Javanese versi 2 (belum dirilis) oleh Google, untuk menggantikan 'font buntung', di sini: https://bennylin.github.io/keyboards/fonts/noto2.ttf

* PDF Pemasangan Kibor Aksara Jawa.pdf.

* PDF Panduan Nulisa Aksara Jawa.pdf.

** HTML (Indonesia) sugengrawuh-keyman.html.

** HTML (English) welcome-keyman.html.

2020-04:

* Memperbaiki https yang menyebabkan transliterator tidak bekerja. Terima kasih untuk laporannya, Pak Misdianto, Pak Rahmat, dan terima kasih untuk @andrreee yang membantu debugging. Di tempat saya selama ini bekerja tanpa masalah, karena ternyata saya selalu mengakses situs ini pakai http ^_^".

* Perbaikan https://bennylin.github.io/transliterasi.

* Keyboard Indonesia untuk Keyman (versi 1) sudah publish. https://keyman.com/keyboards/indonesia

* Situs https://bennylin.github.io mulai saya buat.

2020-02:

* Nulisa untuk Keyman (versi 1) sudah publish. https://keyman.com/keyboards/jawa

2020-01:

* Perbaikan untuk '-yy-', mis. Duryyodhana.

* Perbaikan untuk 'wr-', mis. Wredhatama.

* Perbaikan untuk 'nggr-', 'nggw-', 'nggy-', 'ngw-', 'ngw-', 'ncl-', 'ncr-'.

* Perbaikan untuk 'yaiku', terima kasih Aris Riyanto Wijaksono (FB Comments) dan yang lain-lain yang sudah memberitahu saya tentang masalah ini secara japri.

2019-12:

* Konversi Aksara Latin-Bugis (Bugis Transliterator) v 0.1

* Buat halaman khusus untuk daftar transliterator aksara Nusantara, mengingat sudah ada Aksara Jawa, Bali, Bugis, dan Sunda (eksternal).

2018-06:

* Konversi Aksara Latin-Jawa oleh Bondhan Rio

* Bug: "kinclong" - terima kasih untuk Subarno Wijatmadja

* Pertanyaan Umum (FAQ) ditambahkan

[1] Dapat menerima input dalam bahasa Jawa maupun Indonesia

[2] Mode ketik: Dalam mode ini, Anda bisa mengetik secara normal. Tombol 'e' digunakan untuk menuliskan taling, sementara tombol 'x' digunakan untuk menuliskan pepet. Transliterasi dibuat dan dioptimalkan untuk mode ini (mengetik secara ABC: alami, bebas, dan cepat)

Selain itu, mode ini juga bisa untuk kopipas teks bahasa Jawa yang menggunakan ejaan Latin lama, misalnya dari situs Sastra.org *Yayasan Sastra Lestari*, yang mana huruf 'ê' untuk pepet, 'e'/'è' untuk taling

Untuk kopas teks bahasa Indonesia, silakan gunakan mode ketik maupun kopas, karena bahasa Indonesia tidak ada aksen, sehingga Anda tetap perlu menyunting teks Indonesia untuk membedakan antara pepet dan taling secara MANUAL.

[3] Mode kopipas (salin-tempel): Dalam mode ini, Anda bisa kopipas dari artikel yang menggunakan huruf 'e' beraksen (è/é), misalnya dari artikel Wikipedia bahasa Jawa atau sastra Jawa modern lainnya. Anda juga bisa menggunakan mode ini untuk mengetik kata-kata dalam bahasa Indonesia, misalnya, karena mayoritas huruf 'e' dalam bahasa Indonesia (terutama imbuhan), adalah pepet

Contoh 1: "pepet" mode ketik ꦥꦺꦥꦺꦠ꧀ (pèpèt - dipèpèt); "pepet" mode kopas: ꦥꦼꦥꦼꦠ꧀ (pěpět). Untuk mendapatkan hasil ꦥꦼꦥꦼꦠ꧀ dengan mode ketik, Anda perlu mengetik "pxpxt".

[4] Pakai Murda: Dalam mode ini, huruf Latin kapital akan ditransliterasikan menjadi huruf murda (misal 'B' menjadi aksara 'ba murda' ꦨ). Saya tahu ini salah kaprah, namun berdasarkan permintaan umum, dan alasan teknis (untuk kemudahan mengakses aksara Murda), maka mode ini diadakan.

[5] Tidak pakai Murda: Dalam mode ini, huruf Latin kapital TIDAK akan ditransliterasikan menjadi huruf murda (misal 'B' menjadi aksara 'ba' biasa ꦧ). TIDAK berpengaruh pada huruf 'A E I O U' (tetap pakai A-kara ꦄ ꦅ ꦈ ꦌ ꦎ). Murda tetap akan muncul dengan kombinasi konsonan tertentu [untuk mode dua-duanya] (misal 'bh' menjadi aksara 'ba murda ꦨ)

Contoh 2: "Babad Ajisaka, bharatayuddha", pakai murda: ꦨꦧꦢ꧀ꦄꦗꦶꦱꦏ꧈​ꦨꦫꦠꦪꦸꦢ꧀ꦝ, tanpa murda: ꦧꦧꦢ꧀ꦄꦗꦶꦱꦏ꧈​ꦨꦫꦠꦪꦸꦢ꧀ꦝ. Perhatikan "bha" akan selalu menghasilkan ꦨ, dan "A" akan selalu menghasilkan ꦄ. Untuk menghindari aksara A-kara yang tidak pada tempatnya, misalnya pada permulaan kata, tidak bisa tidak Anda harus mengganti "AIUEO" menjadi "aiueo". Atau kalau cukup orang yang rekues, nanti mungkin akan saya buatkan tombol baru "Tidak pakai A-kara", namun saya ini belum ada permintaan seperti itu dari para pengguna.

[6] Pakai diftong [opsi baru 2020]: Dalam mode ini, gugus vokal 'ai', 'au' (diftong) dan 'aa', 'ii', 'uu' (vokal panjang) akan berubah menjadi karakter khusus. Dulunya ini adalah mode default, namun karena membingungkan banyak orang yang mengetik dalam bahasa Jawa modern, yang tidak menggunakannya, maka saya jadikan opsional. Lebih cocok untuk kaum puris.

[7] Tidak pakai diftong [default baru]: Dalam mode ini, gugus vokal 'ai', 'au' (diftong) dan 'aa', 'ii', 'uu' (vokal panjang) TIDAK akan diubah menjadi karakter khusus. (dianggap ada konsonan 'h' di antaranya). Lebih cocok untuk bahasa Jawa/pengguna awam. Namun belum dites secara intensif.

Contoh 3: "dina iki, saiki, rasa iki", pakai diftong (yang kedua terbentuk, untuk menghindarinya, sisipi spasi atau 'h'): ꦢꦶꦤ​ꦲꦶꦏꦶ꧈​ꦱꦻꦏꦶ꧈​ꦫꦱ​ꦲꦶꦏꦶ, tanpa diftong: ꦢꦶꦤ​ꦲꦶꦏꦶ꧈​ꦱꦲꦶꦏꦶ꧈​ꦫꦱ​ꦲꦶꦏꦶ. Sebelumnya, ketika default pakai diftong, kemunculan diftong dapat dihindari dengan memberi spasi, atau menambahkan 'h', sehingga jelas bahwa itu bukan diftong, tapi aksara ꦲ dengan sandhangan swara. Namun banyak orang yang tidak mengetahui hal ini dan bingung dengan karakter dirga mure ꦻ yang asing.

[8] Tanpa spasi: Dalam mode ini, teks akan diperlakukan tanpa ada spasi sama sekali, meskipun Anda menggunakan spasi. Teks tidak dapat dikonvert kembali dengan spasi.

Catatan tambahan: Kedua mode ini merujuk pada AKSARA JAWA YANG DIHASILKAN, bukan sumber Latinnya (baik ketik maupun kopipas), jadi kalau Anda mengetik tanpa spasi seperti "haloapakabar", maka kedua mode ini tidak ada pengaruhnya. Sebaliknya, kalau Anda mengetik dengan spasi, "halo apa kabar", maka secara sekilas tampilannya akan sama untuk kedua mode, namun perbedaannya baru akan terlihat ketika Anda MENTRANSLITERASIKAN BALIK dari Aksara Jawa ke Latin di kotak "Back Transliteration"

[9] Dengan spasi: Dalam mode ini, setiap spasi diubah menjadi karakter khusus sehingga dapat ditransliterasi kembali ke Latin dengan spasi. Tapi pasangan TIDAK akan terbentuk untuk kata yang didahului kata berakhiran konsonan!

Contoh 4: "bakul bathik, gupak glepung", tanpa spasi: ꦧꦏꦸꦭ꧀ꦧꦛꦶꦏ꧀꧈​ꦒꦸꦥꦏ꧀ꦒ꧀ꦭꦼꦥꦸꦁ​ dengan spasi: ꦧꦏꦸꦭ꧀​ꦧꦛꦶꦏ꧀꧈​​ꦒꦸꦥꦏ꧀​ꦒ꧀ꦭꦼꦥꦸꦁ​, silakan coba keduanya ditransliterasi balik ke Latin di "Back Transliteration" untuk melihat perbedaannya